Aku menuliskan ini untuk cucuku, semoga kau masih bisa
membacanya hingga tahun kau bisa membaca tiba. Aku tak tahu cucuku,
apakah di zamanmu nanti internet masih ada ataukah tergantikan oleh hal
yang lebih canggih dari ini. Aku hanya berharap cerita ini masih
tersimpan sebagai arsip disana dan bisa kau baca.
Aku
ingin kau tahu, cucuku bahwa saat ini aku baru berusia 23 tahun dan
belum banyak cerita yang bisa kuceritakan untukmu walaupun sudah ada 1
atau 2 yang bisa kau banggakan di depan teman-temanmu. Tapi jika untuk
kuceritakan di setiap harinya, aku rasa belum cukup.
Di
setiap malam yang hangat, aku akan membacakanmu cerita. Cerita itu
bukan cerita dongeng, bukan pula cerita karangan. Cerita yang
kuceritakan adalah sebuah petualangan penuh kesadaran. Dimana setiap
harinya kau bisa memetik pelajaran dari pengalaman nyataku, bagaimana
aku mewujudkan mimpi-mimpiku, bagaimana aku menjalani hidupku.
Kau
tahu cucuku, saat kau berusia sama sepertiku buatlah surat seperti ini
untuk cucumu. Apa ya sebutan cucu dari cucuku? Hahaha.... Buatlah surat
untuk cucumu yang belum lahir, buatlah surat untuk bagian darimu di masa
depan. Agar ia sadar, ada seseorang yang pernah berjuang menjalani
hidup yang menakjubkan untuk diceritakan padanya kelak.
Entahlah
saat ini kau dimana cucuku. Apakah kau sedang mengamatiku dari atas
sana, menanti kelahiranmu ke dunia, ataukah kau sedang berada di raga
yang berbeda? Bisa jadi kita saling bertemu di masa kini tapi tak saling
mengenali. Aku mencintaimu cucuku, bahkan aku sudah mencintaimu saat
ini, sebelum kau dilahirkan. Doakan nenekmu ini cucuku, dimanapun kau
berada sekarang. Agar aku berhasil menjalani keajaiban demi keajaiban
hidup, agar aku mampu mengesankan dan membahagiakanmu, agar aku mampu
membuat cerita yang indah untuk kemudian kau wariskan pula dari mulut ke
mulut.
Nenekmu ini bukannya
ingin jadi pahlawan, karena saat ini bukan zamannya perang lagi. Nenekmu
ini juga bukan cari sensasi, dengan berbicara seolah-olah kamu sudah
ada di dunia ini. Nenekmu ini hanya ingin menjadi berarti demi sosok
kecil yang kelak sangat aku kasihi. Saat ini kehadiranku masih belum
bisa membuat perubahan berarti bagi dunia, namun tunggulah sebentar lagi
cucuku... Kau akan mendapatkan cerita bagian klimaks-nya. Sebuah era
baru yang membuatmu sangat bangga dan bersyukur bahwa aku lah yang
menjadi nenekmu.
Kau tahu
sendiri hidup itu pilihan, semua tergantung dari keputusan-keputusan
yang kita ambil. Tapi bagaimana hal-nya dengan kelahiran? Entahlah itu
ditentukan oleh-Nya atau kita diijinkan untuk memilih. Kau yang lebih
tahu, cucuku. Jika nanti ternyata kau diijinkan memilih sebelum kau
dilahirkan, aku ingin kau tetap memilih untuk menjadi cucuku terlepas
dari kau sudah tahu atau belum akhir ceritaku.
Mungkin hanya sekian yang bisa kutuliskan, sampaikan salamku pada Tuhan ya cucuku. Baik-baik kau dimanapun itu.
Aku mencintaimu,
Nenekmu.
Be First to Post Comment !
Post a Comment