sebuah catatan perjalanan belajar menjadi manusia

Kebaikan tak Pernah Sia-Sia

Pada Bulan September dan Oktober 2015 adalah hari baik bagi orang Bali untuk melangsungkan pernikahan. Maka undangan-undangan pun mengalir berdatangan pada saya. Singkat cerita saya dan rekan kerja akan menghadiri undangan pernikahan ke luar daerah. Tidak biasanya kami memiliki pemikiran akan membawa motor, mengingat tempatnya yang cukup jauh dan cuaca yang panas. Namun entahlah, kami pikir akan menyenangkan jika kami mengendarai motor bersama-sama, mencoba suasana yang berbeda. 


Kami mulai memacu sepeda motor dengan kecepatan sedang, agar selalu bersama-sama. Beberapa saat memang sangat menyenangkan, rasanya bebas dan angin yang menerpa badan terasa menyejukkan di tengah terik matahari siang itu. 


Di pertengahan perjalanan, motor yang saya kendarai bersama teman saya terasa oleng. Teman saya segera menepi ke kiri dengan cepat, syukurlah tidak ada kendaraan lain yang menghalangi kami. Rekan saya di motor satunya pun segera menepi dan tampak terkejut. Kami bersama-sama memeriksa motornya dan ternyata ban kempes. Saya kira kami harus mendorong motor tersebut untuk dibawa ke bengkel yang ada di sekitaran tempat. Namun bengkel terdekat yang sempat kami lihat di perjalanan, jaraknya cukup jauh. Jauhnya memang tidak sampai 1 km namun jika kami lakukan dengan berjalan kaki, mendorong motor di siang hari yang terik, di tengah lalu lintas yang lumayan padat... astaga!


Seorang bapak yang berbaju putih yang tadinya duduk di dekat tempat kami menepikan motor langsung berdiri dan menghampiri kami. Beliau bertanya ada apa dengan motor kami dan mengeceknya langsung. Kami menjelaskan kronologisnya dan tanpa banyak pikir, Beliau langsung menelponkan pekerja di bengkel yang ia kenal. Kami beristirahat sebentar di kiosnya sambil berbincang. Dari sana kami tahu Beliau adalah seorang yang menawarkan jasa mobil/taxi dan driver untuk travelling. Kebetulan daerah yang kami lewati adalah daerah pariwisata.


Sudah lama kami menunggu bantuan namun tak datang juga, Bapak itu menelpon sekali lagi. Terdengar beliau berkata dalam Bahasa Bali “pedalem ne nak kal kondangan” (kasihan ini mereka mau menghadiri undangan). Mungkin maksud Bapak itu Beliau khawatir kami akan terlambat. Beberapa menit kemudian datanglah petugas bengkel tersebut lengkap dengan peralatannya. Yang membuat saya sangat merasa salut, Bapak ini menolongnya tidak setengah-setengah. Beliau ikut memompa dan membantu mengganti bannya hingga kami bisa melanjutkan perjalanan kembali.  


Akhirnya, kami melanjutkan perjalanan dan saya tak hentinya bersyukur. Sungguh saya yakin bukanlah suatu kebetulan saya bertemu Bapak itu. Tuhan sedang menyampaikan sebuah pesan pada saya. Bukan sekali ini saja saya mendapat bantuan yang tiba-tiba dari seseorang yang tidak dikenal. Dahulu, ada seseorang yang menolong saya ketika jatuh di jalan raya. Hal itu terjadi sekitar 3 kali di tempat yang berbeda. Pernah pula seseorang menolong saya ketika saya kehabisan bensin di jalan hingga beliau merelakan membagi bensin di motornya untuk motor saya. Saya percaya, kebaikan sekecil apapun tak akan pernah sia-sia. Suatu saat saya akan membalasnya, walaupun tidak bisa kepada orang yang sama, kebaikan-kebaikan tersebut akan saya teruskan ke orang lainnya. 


Ya, Tuhan ingin saya membalas-Nya.
  


Be First to Post Comment !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature