Everyone you meet is fighting a battle you know nothing about. Be kind. Always.
"Tunggu di pertigaan ya," katanya kepada saya beberapa menit yang lalu dan kini saya sedang menunggunya di pertigaan yang dimaksud.
Sambil mengetik inspirasi yang datang tiba-tiba di notes HP, saya mulai memikirkan kenangan demi kenangan yang sudah saya lalui dengannya. Peluh, tawa, tangis, Bali-Jakarta, ah terlalu banyak kenangan kita bersama sebagai sahabat karib yang karena kesibukan dan domisili kami yang berbeda, membuat kami tidak pernah bersua bertahun lamanya.
Dia adalah teman saya SMA yang bertemu kembali di Universitas dan tegabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Marching Band. Namanya Tari, dia cantik, energik, dan penuh semangat belajar. Hal yang saya sukai dari dia sejak dahulu kala.
"Yuk," katanya menghampiri saya dan kita bertemu di tempat undangan pernikahan teman yang kita tuju.
“Aku gak tahu kamu sakit,” kataku setibanya kami di tempat tujuan sambil menikmati makanan.
“Iya, memang tidak ada yang tahu. Aku habis operasi skoliosis Bulan Februari lalu”
Lalu ia bercerita panjang lebar tentang skoliosis dan perjalannya hingga kini.
“Aku tahu sulitnya mencari informasi dari orang-orang Indonesia tentang skoliosis, maka dari itu aku membuat Youtube channel tentang skoliosis. Aku tidak mau orang-orang mengalami kesulitan sepertiku,” katanya.
Cerita Skoliosis Tari selengkapnya bisa ditonton di VLOG berikut :
NB : tantangan temukan wajah saya di part 1 akakakakkaa
“Kamu kesulitan mendapatkan informasi apakah karena memang sedikit yang skoliosis atau bagaimana?,” tanya saya penasaran
“Ada aku punya grup FB tentang skoliosis di Indonesia, hanya anggotanya lebih banyak yang umurnya di bawahku. Untuk memutuskan operasi aku harus sangat yakin dengan berbekal informasi yang cukup karena risikonya besar, bisa kelumpuhan. Jadi aku harus mencari pembanding yang seusiaku dan info-info lainnya termasuk dokter yang sekiranya bisa menangani kasusku, karena setiap kasus berbeda. Syukurnya aku mendapat dokter yang kuunginkan dan tidak mengantri lama”
“Di mana operasinya?”
“Aku operasi di RS Orthopedi Solo"
"Oiya, ngomong-ngomong sepertinya di Instagram aku pernah liat fotomu sama temanku, itu gimana ceritanya?" tanya saya dengan nada menggoda.
"Hmmm... itu sudah berakhir. Dari semua cerita tentang skoliosisku, yang paling miris adalah, aku
ditinggalkan kekasihku karena hal ini. Dia tidak bisa menerima
keadaanku. Saat itu aku belum operasi,” lanjutnya.
Niat saya menggodanya sirna. Saya
hanya bisa terdiam dan membayangkan bagaimana perjuangannya menghadapi
situasi ditinggalkan pada saat keadaan terpuruk dan butuh dukungan.
“Sekarang aku fokus dengan mimpi-mimpiku di bidang make up, travelling dan berbagi tentang skoliosis. Untuk make up aku sudah belajar dengan Make Up Artist Professional dan sudah banyak yang menggunakan jasaku”
“Untuk travelling aku memang senang jalan-jalan dan ingin membuktikan juga bahwa aku masih bisa beraktivitas normal. Ya tapi orang-orang melihatnya kalau dari hanya dari sosial media aku kerjanya jalan-jalan saja, gak kerja hahaha. Ya masa saat aku kerja upload-upload juga,” jelasnya.
“Hahaha, sama lah. Orang-orang mengira aku makan-makan aja kalau dilihat dari sosial media,” sahut saya sambil tertawa.
"Apa sih yang membuatmu konsisten upload video di youtube?"
"Ya mimpi itu tadi. Seiring berjalannya waktu, mimpiku berkembang. Awalnya aku pingin jadi MUA aja, sekarang pingin jadi MUA, Youtuber, membuat buku, dan masih ada mimpi-mimpi lainnya"
"Bagus itu Tari, kita memang harus mengejar mimpi-mimpi kita. Meskipun kadang gak nyambung sama basic pendidikan kita ya. Lho kok aku jadi curhat. Hahaha "
"Hahaha.. Begini, aku pernah ikut sebuah seminar dari beauty influencer, dia adalah seorang dokter gigi. Aku mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab : apa yang membuatnya yakin meninggalkan profesinya sebagai dokter gigi dan fokus di bidang make up. Aku merasa sama dengan dia, aku lulusan S1 kesehatan masyarakat, tapi malah kerja yang tidak ada hubungan dengan itu”
"Bagus itu Tari, kita memang harus mengejar mimpi-mimpi kita. Meskipun kadang gak nyambung sama basic pendidikan kita ya. Lho kok aku jadi curhat. Hahaha "
"Hahaha.. Begini, aku pernah ikut sebuah seminar dari beauty influencer, dia adalah seorang dokter gigi. Aku mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab : apa yang membuatnya yakin meninggalkan profesinya sebagai dokter gigi dan fokus di bidang make up. Aku merasa sama dengan dia, aku lulusan S1 kesehatan masyarakat, tapi malah kerja yang tidak ada hubungan dengan itu”
“Lalu tanggapan Beliau bagaimana?”
“Katanya setiap pekerjaan pasti ada tantangan dan kesulitannya masing-masing dan dia lebih memilih menghadapi kesulitan di bidang yang dia cintai”
“Wah, luar biasa”
“Iya, bagus ya”
Semoga dapat memotivasi teman-teman skolioser lainnya. “Bent not Broken” Kita punya tulang belakang yang berbeda tapi kita punya kesempatan hidup yang sama. - Tari Yuliana
Be First to Post Comment !
Post a Comment