Bintang : Kata Sadguru, Guru itu pemecah gelap bukan orang yang bisa
diajak berjabat tangan. Bukan juga sesuatu yang bisa ditanya
Dessy : Pemecah gelap seperti apa Bin?
Bintang : Gelap bagiku itu pikiran sempit. Pemecah gelap artinya
jadi open minded. Aku pernah dengar
juga, kalau murid sudah siap, guru akan datang sendiri dalam wujud apapun. Bisa
dalam wujud masalah atau yang paling normal, berwujud orang
Dessy : Aku anggap kamu juga guruku Bin
Bintang : Haha, aku bukan guru. Aku cuma menceritakan apa yang aku
tahu dari orang-orang yang aku perhatikan
TENTANG ATHEIS
Dessy : Bin aku pernah nulis tentang atheis tahun lalu
(Baca : Atheis yang Beriman)
Bintang : Oh tulisanmu ini dulu kayaknya aku udah pernah baca.
Sadguru juga bilang beragama atau atheis itu sama saja. Sama-sama memutus
harapan. Mereka itu sama-sama percaya.
Dessy : Gimana?
Bintang : Beragama itu percaya Tuhan ada, sedangkan atheis itu juga
percaya. Percaya kalau Tuhan tidak ada. Disaat kita sudah percaya akan satu
hal, disaat itu juga kita akan berhenti berusaha untuk mencari tahu karena kita
sudah percaya kalau itu benar. Jadi harapan untuk membuktikan kebenaran yang
sebenarnya hilang
Dessy : ohhh
Bintang : Makanya banyak Yogi yang melepaskan identitas agamanya dan
menempatkan dirinya dalam posisi tidak tahu. Tidak percaya bahwa Tuhan itu ada
dan tidak percaya juga kalau Tuhan itu tidak ada. Mereka menempatkan dirinya
dalam posisi bertanya.
Kerinduan akan ingin tahu tanpa pernah memikirkan caranya untuk tahu. Yang diperlukan hanya kerinduan itu. Semesta akan mewujudkannya dalam cara yang tak pernah kita bayangkan
MENJADI BIJAK ?
(Setelah membaca cerita : The Egg by Andy Weir)
Bintang : Cerita ini menyempurnakan konsep Tat Twam Asi
Dessy : Ini cerita kesukaanku Bin. Aku selalu berharap jika nanti aku terlahir kembali aku masih "ingat"
Bintang : Iya, dulu aku juga takut kesadaran kita tidak cukup kokoh untuk dibawa ke kehidupan selanjutnya. Tapi setelah membaca cerita itu, aku sadar dimanapun terlahir lagi semua sudah di set dan akan kembali pulang.
Bintang : I wonder what kind of life he’s been living through, to comprehend this kind of perception
Dessy : Ini cerita kesukaanku Bin. Aku selalu berharap jika nanti aku terlahir kembali aku masih "ingat"
Bintang : Iya, dulu aku juga takut kesadaran kita tidak cukup kokoh untuk dibawa ke kehidupan selanjutnya. Tapi setelah membaca cerita itu, aku sadar dimanapun terlahir lagi semua sudah di set dan akan kembali pulang.
Cepat atau lambat, apapun covernya, berapa kali pun mengulang… hidup memang hanya untuk itu. Untuk mematangkan kesadaran sematang-matangnya sampai menyadari siapa sang diri sebenarnya. (Bintang, 2018)
Bintang : I wonder what kind of life he’s been living through, to comprehend this kind of perception
Dessy : Semua orang ingin jadi bijak
namun tidak semua orang siap mengambil penderitaan apa yang orang bijak itu
alami sebelum ia menjadi bijak
TENTANG BIKSU
Dessy : Bin, dari kecil aku pengen jadi Biksu lho karena Cerita Biksu
Tong Sam Chong
Bintang : Iya Des. Suatu saat ada waktunya. Cukup sekarang jadi
biksu yang nyata yang membantu orang lain membuka pola pikir seperti yang kamu
lakukan sekarang
Dessy : Temanku pernah bilang jadi biksu itu egois, meninggalkan
keluarga demi dirinya sendiri
Bintang : Banyak Yogi dan Bikhu yang berguna untuk masyarakat lebih
luas lingkupnya di banding hanya untuk kepentingan keluarga semata. Mereka
kelihatannya melepas ikatan keluarga tapi pada dasarnya mereka justru menambah
keluarga
Karena dengan memegang identitas sebagai keluarga hanya akan
menyempitkan semestanya. Setelah jadi Yogi atau Bikhu mereka juga bekerja dalam
hal pencerahan
Dessy : Iya ya Bin
Bintang : Sang Budha kalau tidak salah memulai perjalanan di umur 29
tahun lalu 6 tahun setelahnya mengalami pencerahan dan hidup untuk menebar
Darma selama kurang lebih 40 tahun. Dan hasilnya seperti yang kita tahu
sekarang, namanya ada di hati orang banyak
MENJADI ANEH
Dessy : Wajar, mungkin karena kamu “berbeda” Bin
Bintang : Iya, tapi aku tak boleh goyah. Harus tetap berkarya di
jalan ini. Hahaha
Dessy : Bukannya tidak boleh goyah Bin, karena tidak ada jalan balik. HAHAHA
Bintang : Menjauh itu lebih mudah dari mendekat Des, tapi susahnya akan
ada pertempuran hati. Iya kan?
Dessy : Iya
THE EGO
Bintang : You need to remember
we don’t judges people by their vibrations
Dessy : I just want to protect
myself
Bintang : Do you believe that
we meet people for a reason? Whether learning or achieving
Dessy : Always
Bintang : So You don’t need to
worry about people you meet or you’ll meet as long as you believe that you are
in the right path. Then you’ll not judge people by their vibration.
Dessy : Hmmmmmm
Bintang : Remember we are all
the same. The bigger ego in your life means the lower vibration that you
vibrate
Dessy : That’s true.
THE REASON
(sending meme......)
Bintang : Hahaha
Dessy : I am wondering what the reason we meet
THE REASON
(sending meme......)
Bintang : Hahaha
Dessy : I am wondering what the reason we meet
Bintang : I've met many people and I don't really know the reason behind. All we need to do is
to enjoy sharing and enlightening each other
Dessy : Yup, life in the present?
Bintang : Yes. Let’s chuck it away
the negativity that blocking the energy
Dessy : Ah, Maybe we meet for
“Bintang”
Bintang : For the sake of
Bintang?
Dessy : Yup
Bintang : “Perhaps”
BUKAN BINTANG
Dessy : Bin, pembaca blogku ada yang nitip salam sama kamu
Bintang : Itu bukan buatku Des, itu buat Bintang
Dessy : Ya itu buat kamu Bin. Buat sisi dirimu yang bijak
Bintang : Iya sisi bijak yang ditemukan olehmu. Tapi aku bukan
Bintang Des
Dessy : Semua aku tulis dari percakapan kita Bin!
Bintang : Mungkin kamu memang terinspirasi dari percakapan kita Des,
tapi Bintang itu tidak ada. Dia fiktif. Hanya ada di imajinasimu.
Dessy : …
Be First to Post Comment !
Post a Comment