sebuah catatan perjalanan belajar menjadi manusia

Bicara tentang Hidup - The Untold Story with Lonewolf Bagian 3 - END




SANG GURU

Bintang : Kata Sadguru, Guru itu pemecah gelap bukan orang yang bisa diajak berjabat tangan. Bukan juga sesuatu yang bisa ditanya

Dessy : Pemecah gelap seperti apa Bin?

Bintang : Gelap bagiku itu pikiran sempit. Pemecah gelap artinya jadi open minded. Aku pernah dengar juga, kalau murid sudah siap, guru akan datang sendiri dalam wujud apapun. Bisa dalam wujud masalah atau yang paling normal, berwujud orang

Dessy : Aku anggap kamu juga guruku Bin

Bintang : Haha, aku bukan guru. Aku cuma menceritakan apa yang aku tahu dari orang-orang yang aku perhatikan




TENTANG ATHEIS

Dessy : Bin aku pernah nulis tentang atheis tahun lalu


Bintang : Oh tulisanmu ini dulu kayaknya aku udah pernah baca. Sadguru juga bilang beragama atau atheis itu sama saja. Sama-sama memutus harapan. Mereka itu sama-sama percaya.

Dessy : Gimana?

Bintang : Beragama itu percaya Tuhan ada, sedangkan atheis itu juga percaya. Percaya kalau Tuhan tidak ada. Disaat kita sudah percaya akan satu hal, disaat itu juga kita akan berhenti berusaha untuk mencari tahu karena kita sudah percaya kalau itu benar. Jadi harapan untuk membuktikan kebenaran yang sebenarnya hilang

Dessy : ohhh

Bintang : Makanya banyak Yogi yang melepaskan identitas agamanya dan menempatkan dirinya dalam posisi tidak tahu. Tidak percaya bahwa Tuhan itu ada dan tidak percaya juga kalau Tuhan itu tidak ada. Mereka menempatkan dirinya dalam posisi bertanya. 
Kerinduan akan ingin tahu tanpa pernah memikirkan caranya untuk tahu. Yang diperlukan hanya kerinduan itu. Semesta akan mewujudkannya dalam cara yang tak pernah kita bayangkan

MENJADI BIJAK ?

(Setelah membaca cerita : The Egg by Andy Weir)

Bintang : Cerita ini menyempurnakan konsep Tat Twam Asi

Dessy : Ini cerita kesukaanku Bin. Aku selalu berharap jika nanti aku terlahir kembali aku masih "ingat"

Bintang : Iya, dulu aku juga takut kesadaran kita tidak cukup kokoh untuk dibawa ke kehidupan selanjutnya. Tapi setelah membaca cerita itu, aku sadar dimanapun terlahir lagi semua sudah di set dan akan kembali pulang.

Cepat atau lambat, apapun covernya, berapa kali pun mengulang… hidup memang hanya untuk itu. Untuk mematangkan kesadaran sematang-matangnya sampai menyadari siapa sang diri sebenarnya. (Bintang, 2018)

Bintang : I wonder what kind of life he’s been living through, to comprehend this kind of perception

Dessy : Semua orang ingin jadi bijak namun tidak semua orang siap mengambil penderitaan apa yang orang bijak itu alami sebelum ia menjadi bijak



TENTANG BIKSU

Dessy : Bin, dari kecil aku pengen jadi Biksu lho karena Cerita Biksu Tong Sam Chong

Bintang : Iya Des. Suatu saat ada waktunya. Cukup sekarang jadi biksu yang nyata yang membantu orang lain membuka pola pikir seperti yang kamu lakukan sekarang
Dessy : Temanku pernah bilang jadi biksu itu egois, meninggalkan keluarga demi dirinya sendiri

Bintang : Banyak Yogi dan Bikhu yang berguna untuk masyarakat lebih luas lingkupnya di banding hanya untuk kepentingan keluarga semata. Mereka kelihatannya melepas ikatan keluarga tapi pada dasarnya mereka justru menambah keluarga

Karena dengan memegang identitas sebagai keluarga hanya akan menyempitkan semestanya. Setelah jadi Yogi atau Bikhu mereka juga bekerja dalam hal pencerahan

Dessy : Iya ya Bin

Bintang : Sang Budha kalau tidak salah memulai perjalanan di umur 29 tahun lalu 6 tahun setelahnya mengalami pencerahan dan hidup untuk menebar Darma selama kurang lebih 40 tahun. Dan hasilnya seperti yang kita tahu sekarang, namanya ada di hati orang banyak


MENJADI ANEH


Bintang : Teman-temanku bilang aku semakin aneh Des

Dessy : Wajar, mungkin karena kamu “berbeda” Bin

Bintang : Iya, tapi aku tak boleh goyah. Harus tetap berkarya di jalan ini. Hahaha

Dessy : Bukannya tidak boleh goyah Bin, karena tidak ada jalan balik. HAHAHA

Bintang : Menjauh itu lebih mudah dari mendekat Des, tapi susahnya akan ada pertempuran hati. Iya kan?

Dessy : Iya

THE EGO


Dessy : I don’t like his vibe

Bintang : You need to remember we don’t judges people by their vibrations

Dessy : I just want to protect myself

Bintang : Do you believe that we meet people for a reason? Whether learning or achieving

Dessy : Always

Bintang : So You don’t need to worry about people you meet or you’ll meet as long as you believe that you are in the right path. Then you’ll not judge people by their vibration.

Dessy : Hmmmmmm

Bintang : Remember we are all the same. The bigger ego in your life means the lower vibration that you vibrate

Dessy : That’s true. 


THE REASON

(sending meme......)

Bintang : Hahaha

Dessy : I am wondering what the reason we meet

Bintang : I've met many people and I don't really know the reason behind. All we need to do is to enjoy sharing and enlightening each other

Dessy : Yup, life in the present?

Bintang : Yes. Let’s chuck it away the negativity that blocking the energy

Dessy : Ah, Maybe we meet for “Bintang”

Bintang : For the sake of Bintang?

Dessy : Yup

Bintang : “Perhaps” 



BUKAN BINTANG

Dessy : Bin, pembaca blogku ada yang nitip salam sama kamu

Bintang : Itu bukan buatku Des, itu buat Bintang

Dessy : Ya itu buat kamu Bin. Buat sisi dirimu yang bijak

Bintang : Iya sisi bijak yang ditemukan olehmu. Tapi aku bukan Bintang Des

Dessy : Semua aku tulis dari percakapan kita Bin!

Bintang : Mungkin kamu memang terinspirasi dari percakapan kita Des, tapi Bintang itu tidak ada. Dia fiktif. Hanya ada di imajinasimu.

Dessy : …


THE END
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature