sebuah catatan perjalanan belajar menjadi manusia

Belajar Memaafkan

Waktu tidak mengubah rasa sakit itu, namun waktu bisa memberikan jeda dan beberapa alasan tambahan bahwa kita tidak seharusnya membenci seseorang. 
Benci, (seperti halnya cinta) juga penting keberadaannya. Namun bedanya ketika kita memupuk benci dalam diri kita, sama dengan menghancurkan diri kita sendiri. Kita menderita, kita tersakiti berkali-kali untuk hal yang sama yang sebenarnya bisa saja kita lepaskan.


Benci berasal dari rasa marah dan kecewa. Segala hal yang membuat kita kecewa adalah ekspektasi kita terhadap orang lain yang tidak diwujudkan oleh mereka. Kita berharap berhadapan dengan orang yang ramah, yang baik, yang a b c dan seterusnya yang kriterianya kita tentukan sendiri, tanpa kita sadari bahwa hanya diri kita sendiri-lah yang bisa memenuhi ekspektasi tersebut karena kita tak punya kuasa untuk pemikiran orang lain. Jadi jika seseorang, siapapun itu : teman, kekasih, keluarga, melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita, apakah itu sesuatu hal yang luar biasa? Terlebih mereka tak pernah tau kita menginginkan mereka seperti apa. Jadi sebaiknya hal itu diterima sebagai sesuatu yang wajar saja dan biarkan berlalu. 

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Setiap hal sekecil apapun memiliki makna, setiap peristiwa membentuk karakter kita. Jika mata kita sedikit terbuka maka kita tak perlu membenci orang lain karena menyadari bahwa diri kita pun memiliki potensi untuk dibenci. Dan semua orang, baik orang yang kita benci, maupun yang kita sukai ada untuk mengajari kita sesuatu. Jika sesuatu tersebut sudah kita dapatkan, barulah kita berterimakasih telah dipertemukan dengan orang beserta sifat orang tersebut. 

Saat di situasi yang sulit, kadang ingin sekali agar kita dimengerti, agar lawan bicara kita mengubah sikapnya, mengubah pemikirannnya, mau lebih mendengarkan... Sementara diri sendiri lupa bahwa permasalahannya bukan di mereka, tapi di kita. Kita harus menaikkan level kita untuk menghadapi tantangan itu dengan posisi sejajar. Dan ketika hal itu telah mampu kita lewati, kita sudah berada di satu tingkat lebih tinggi.


Be First to Post Comment !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature