sebuah catatan perjalanan belajar menjadi manusia

Saat Sibuk itu Pergi

Pada hari di mana kesibukan membuatmu lupa, lalu satu per satu kesibukan itu meninggalkanmu karena memang sudah waktunya. Pukul 16.00 WITA.

unsplash.com

Kesibukan-kesibukan itu berkemas dan melambaikan tangan satu per satu kepadamu sambil menyuruhmu pulang karena waktu untuk sibuk itu sudah berakhir, hei saatnya bersantai, Nona! 

Namun kau menundanya sebentar, melihat satu demi satu kesibukan pergi meninggalkan dirimu sendiri. Kini hanya ada dirimu dan keheningan. Tidak keheningan murni tanpa suara karena detak detik jam tetap terdengar, deru motor dan mobil di jalan sayup bersahutan, suara-suara di kepala masih bicara bergantian. 

“Kemarin aku bahagia sekarang aku menderita, seperti itukah dunia?”

Ada matahari di balik jendela. Kau merasa harus mencari kesibukan lainnya sebelum suara-suara menguburmu jadi rata. 

“Sekarang aku menderita besok pasti bahagia. Begitu-begitu saja seterusnya, lalu sebaliknya, lalu bergantian...” 

Tiba-tiba kau merasa harus menerima.

Dan seperti kesibukan-kesibukan lain, kau berlalu untuk bersantai sebagaimana mestinya.
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature