Bersama semua yang berkecamuk di otakmu, kini kau melangkah memasuki tempat itu sendirian.
Mencari tempat duduk tersembunyi, memesan waffle lalu membuka buku tulis. Menulis dan menulis tanpa jeda, menulis apa yang dikatakan oleh alam. Menulis dan membaca kembali, mengangguk-angguk mengerti lalu tersenyum sendiri.
Kau menoleh ke piring yang sudah tersaji.
Kau mengambil sepotong demi sepotong. Hangatnya terasa kontras dengan eskrim yang dingin, menyatu dalam lidah yang sebenarnya tidak lapar.
“Suasana. Aku hanya butuh suasana,” katamu.
“Dan kesunyian, agar lebih jelas aku mendengar, lalu bisa kutuliskan,” katamu lagi.
Lalu kau baca kembali catatanmu yang lusuh itu
Mencari tempat duduk tersembunyi, memesan waffle lalu membuka buku tulis. Menulis dan menulis tanpa jeda, menulis apa yang dikatakan oleh alam. Menulis dan membaca kembali, mengangguk-angguk mengerti lalu tersenyum sendiri.
Kau menoleh ke piring yang sudah tersaji.
Kau mengambil sepotong demi sepotong. Hangatnya terasa kontras dengan eskrim yang dingin, menyatu dalam lidah yang sebenarnya tidak lapar.
“Suasana. Aku hanya butuh suasana,” katamu.
“Dan kesunyian, agar lebih jelas aku mendengar, lalu bisa kutuliskan,” katamu lagi.
Lalu kau baca kembali catatanmu yang lusuh itu
Jika kau tidak mencintai dirimu, bagaimana kau bisa mencintai Ku?
Be First to Post Comment !
Post a Comment