sebuah catatan perjalanan belajar menjadi manusia

Tentang Orang-Orang yang Membawa “Sampah” Kemana-Mana



Ketika sampah di rumah sudah penuh, maka kami harus membawanya ke tempat pembuangan sampah besar yang cukup jauh dari rumah. Di perjalanan, bau sampah itu sangat menyiksa walau sudah ditutup rapat. Belum lagi karena kemalasan saya yang membuat tumpukan sampah sangat banyak dan berat, sehingga keseimbangan motor yang saya gunakan untuk mengangkutnya menjadi terganggu.

full

Indahnya pemandangan sawah, cericit burung-burung menyambut pagi, langit yang mengguratkan semu kemerah-merahan dari mentari terbit sungguh tiada berarti sama sekali ketika kau membawa sampah! Yang ada hanya berat, bau dan keinginan untuk marah-marah.    

Di titik itu, saya mulai sadar apa yang dialami oleh orang-orang yang saya anggap menyebalkan. Pun yang terjadi pada diri saya sendiri saat tidak terkendali. Kita hanya membawa sampah kemana-mana dan akan terus mengeluh sampai sampah itu menemukan tempat pembuangannya. Selama masih terbawa, kita mengeluarkan bau busuk, keluhan tentang berat dan marah-marah kronis yang payah!

Dan yang paling parah, kita pikir bisa membuang sampah itu pada setiap orang yang lewat namun sayangnya yang kita dapatkan malah lebih banyak sampah.  

Maka, marilah kita bersama-sama buang sampah pada tempatnya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. 



Serta tersenyum saat dilempari sampah oleh orang-orang yang kelebihan beban di pundaknya.  


Ini bukan tentang personalmu, ini tentang sampah di dalam diri mereka.
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature