Kita
membawa 2 buah kamera kemanapun kita pergi. Kamera yang memiliki
resolusi dan fitur yang berbeda-beda tergantung dari si empunya. Kamera
yang bisa berkembang kemampuannya menjadi tak terbatas walaupun
ukurannya tak berubah. Dua kamera tersebut disebut dengan mata. Ia bisa
melihat, ia bisa memotret, bahkan ia bisa langsung mencetak foto dan
meyimpannya.
Hasil foto yang
tersimpan sesuai dengan aliran dari sang fotografer. Ada dominan
menyukai kebahagiaan, ada pula yang memotret kesengsaraan. Namun foto
adalah foto. Kejadian adalah kejadian, yang bisa menimbulkan banyak
penafsiran. Hal yang membuat berbeda adalah caption yang ditambahkan.
Diam
sejenak dan fokuskan pengelihatan pada yang baik, pada yang seni, pada
yang artistik sehingga segala yang dilihat menjadi penuh makna, penuh
pemahaman yang dalam dan bisa menjadi sebuah kenangan yang memungkinkan
memberi arti pada diri sendiri yang melihat potret tersebut di kemudian
hari.
Tekan
tombol shutter lalu simpan memori terbaik di dalam hati, letakkan di
album besar yang indah dan gampang dicari. Ketika hal-hal buruk datang
menimpa, pergilah lari mencari album yang disimpan itu, pilihlah salah
satu fotonya dan rasakan kembali apa yang pernah terjadi. Bahwa
segalanya ini hanyalah ilusi. Bahwa pikiran kitalah yang menciptakan
keadaan yang sedang kita hadapi. Bahkan itu juga berperan dalam
penciptaan dunia ini.
Namun
terkadang foto-foto yang bermunculan di dalam pikiran malah hal-hal
buruk. Foto-foto kekecewaaan, rasa malu dan kegagalan yang terekam, yang
hanya terjadi beberapa detik namun entah sudah berapa tahun mengendap.
Hal itu tidak bisa terhapus karena sebuah virus yang terinstall bernama
tak bisa menerima.
Terimalah.
Baik, buruk, benar dan salah yang pernah kita lakukan di masa lalu, hal
itulah yang membentuk kita hari ini. Lalu keluarkan foto itu dari album
yang sering kita bawa kemana-mana karena tempat kita terbatas. Kita
harus prioritaskan yang baik, yang bermakna, yang dalam dan mengena.
Agar nanti ketika bertemu dengan orang lain kita bisa dengan bahagia
menunjukkan dan membagikannya.
Dan
jangan lupa sisakan tempat kosong untuk menaruh foto-foto yang akan
datang. Agar niat kita untuk terus belajar dari fotografer-fotografer
terbaik dunia tetap terpelihara.
Be First to Post Comment !
Post a Comment