sebuah catatan perjalanan belajar menjadi manusia

Tentang Mengagungkan Sebuah Pilihan

Belakangan ini, banyak perang twit (twitwar) yang terjadi di twitter. Dari berita altet kita yang banyak “dipuji” hingga cuitan seorang penulis tentang single dan berpasangan yang memicu perang pendapat.

Adalah seorang penulis menuliskan tentang alasannya memilih kehidupan single dengan membandingkannya dengan kehidupan berpasangan (berpacaran) yang dirasanya lebih merepotkan.

Terjadi perang pendapat antara kubu single dan berpasangan. Sebuah perang yang saya rasa tidak perlu karena apakah sesuatu yang baik bagi pribadi tertentu, akan baik bagi semua orang?



Bagi saya pribadi, single tidak lebih baik dari berpasangan, berpasangan tidak lebih baik dari yang single. Yang mengetahui baik atau tidaknya itu adalah yang menjalani.

Bagi saya pribadi, single tidak lebih mulia dari berpasangan, berpasangan tidak lebih mulia dari yang single. Yang membedakan mulia atau tidaknya yaitu bagaimana perilakunya.

Keduanya bisa bahagia, seperti keduanya pula bisa menderita. Sama saja.

Ya jika single lalu nyinyir pada setiap yang punya pasangan, baiknya dimana? Ya jika berpasangan lalu nyinyir pada setiap yang single, baiknya dimana?

Seseorang pernah berkata kepada saya :
Jika hal itu menurutmu baik dan membuatmu bahagia, maka lakukanlah.
Dalam buku yang saya baca saat ini, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dari Mark Manson, disebutkan secara tersirat bahwa adanya perbedaan nilai pada setiap orang yang membuat cara kita memandang kehidupan dengan berbeda pula.

Jadi jika dimasukkan ke kasus ini, nilai seseorang yang memutuskan single, akan selamanya tidak akan bertemu dengan nilai seseorang yang memutuskan berpasangan.

Apapun yang seorang single lakukan : mengejar karir, finansial, berkeliling dunia, dan hal-hal lainnya akan dipandang biasa saja bahkan bisa jadi dipandang buruk oleh orang-orang yang tidak memiliki nilai yang sama dengan dirinya.

Begitu pula dengan apapun yang seorang berpasangan lakukan : menikah, memiliki anak yang lucu, sukses dan membanggakan akan dipandang biasa saja bahkan dipandang buruk pula oleh orang-orang yang tidak memiliki nilai yang sama dengan dirinya.

Jika daftar perbedaan nilai ini dilanjutkan, bisa sangat luas seperti berpasangan pun nilainya bisa berbeda. Ada yang menganut nilai monogami ada pula yang poligami. Ada yang menganut nilai child free (tidak punya anak) ada yang dua anak cukup bahkan ada yang banyak anak banyak rejeki.

Dengan kata lain, jika perang itu dilanjutkan, tidak akan menemukan titik temu karena semua merasa sama-sama benar.

Memang kenyataannya kita semua sama-sama benar. Benar untuk diri kita sendiri.

Jadi tidak ada pilihan yang lebih baik, tidak ada pilihan yang lebih buruk.

Semua pilihan akan memberikan pengalaman yang berbeda-beda, lengkap dengan konsekuensinya.

Dan tentang menentukan suatu pilihan, seseorang pernah berkata pula kepada saya, 
Pikirkan dulu konsekuensi terburuknya. Jika konsekuensi paling buruk pun sepertinya mampu kau jalani, pilihlah jalan tersebut.

Selamat Memilih.



Be First to Post Comment !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature